TOKYO – Ganda campuran Indonesia Pravin Jordan/Merati Dawa Octavianti harus bekerja keras untuk mengalahkan wakil Australia Simon Wing Hang Leung/Gronya Sommerville pada pertandingan pertama Olimpiade Tokyo 2020 Merville.
Seperti diketahui, Praveen/Melati sebenarnya tampil apik pada laga WIB di Tokyo Forest Sports Plaza, Sabtu, 24 Juli 2021. Ganda campuran peringkat empat dunia itu memimpin pada set pertama hingga kemenangan hampir di depan mata.
Bagaimana tidak, Pravin/Merati yang tampil meyakinkan di set pertama memimpin 20-13. Namun, keadaan berbalik karena pasangan Australia itu mampu mencetak 9 poin berturut-turut dan skor 20-22. Saat memasuki set kedua, situasi sudah kacau balau.
BACA JUGA: Meski menang, Jonathan Christie Sebut Teknik yang harus ditingkatkan Lagi
Namun, dengan ketenangan dan pengalaman, Praveen/Melati mampu bangkit. Juara All England 2019 itu memenangkan game kedua dan mengakhiri game ketiga dengan kemenangan.
Pertandingan berakhir dengan skor 20-22, 21-17 dan 21-13. “Untung situasi kita pelan-pelan membaik. Kuncinya tetap berkomunikasi dengan Jordan dan saya terus menguatkan diri.
Banyak ngomong sendiri dan teriak-teriak. Alhamdulillah bisa menang,” kata Melati, mengutip Minggu (25/5). /7/2021) Pernyataan pers yang diterima PBSI. “Saya tidak bermain bagus hari ini.
Saya sudah unggul 20-14 dan saya terus mundur karena sedikit gugup, tidak hati-hati, dan akhirnya panik saat disalip,” sambungnya. Bukan tidak mungkin, Melati mengaku bisa saja terjadi kecelakaan di Olimpiade Tokyo 2020.
Bahkan, pebulu tangkis berusia 26 tahun itu sempat kesal saat tertinggal di gim pertama. “Di awal game kedua, kami masih memikirkan game pertama, sehingga permainan semakin buruk, poin tertinggal,” kata Melati.
Selain itu, Jordan Pravin mengaku lampu di lapangan terlalu menyilaukan. Namun, dia tidak ingin menggunakan ini sebagai alasan.
“Kami bermain lebih sedikit hari ini. Lampu di lapangan agak menyilaukan, tapi itu bukan alasan. Kami tidak sebaik itu. Untungnya kami bisa memenangkan pertandingan,” pungkas Pravin.
Pravin/Melati masih tegang di game pertama Olimpiade Tokyo 2020
Ganda campuran Indonesia Pravin Jordan/Merati Deva Octavianti harus melalui tiga gim di laga perdana Olimpiade Tokyo 2020, dengan enggan mengaku grogi dan ceroboh. Pravin/Melati dari Grup C memenangkan final 20-22, 21-17 dan 21-13 karena kalah di game pertama.
“Saya tidak bermain bagus hari ini. Saya sudah memimpin 20-14 dan terus mundur karena sedikit gugup, tidak hati-hati, dan akhirnya panik ketika disalip,” kata Melati. “Kami bermain lebih sedikit hari ini. Lampu di lapangan agak menyilaukan, tapi itu bukan alasan.
Kami belum terlalu bagus. Untungnya kami bisa memenangkan pertandingan,” kata Pravin. Di laga selanjutnya, Jordan/Merati Deva Octavianti bertekad lebih siap, tak mau mengendurkan kewaspadaannya karena lawan semakin ketat.
Praveen/Melati menunggu Mathias Christansen/Alexandra Boje (Denmark) pada 25 Juli dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) pada 26 Juli. Pada pertandingan lainnya hari ini, pertandingan pertama Grup G Olimpiade Tokyo 2020, tunggal putra Indonesia Jonathan Christie dengan mudah mengalahkan Alam Mahmoud dan menang hanya dalam waktu 30 menit.
“Dia pemain ofensif yang sangat bagus. Saya melewatkannya di awal game kedua karena dia banyak mengubah pola ofensif. Saya tidak siap memprediksi, jadi poinnya ketat,” kata Jojo saat memposting.
Tim Humas dan Media PP PBSI. “Ini adalah pertandingan pertama, pertandingan pertama Olimpiade, dan pertandingan pertama sejak Kejuaraan All England terakhir.
Tapi sejauh ini, saya merasa baik-baik saja, meskipun masih ada gerak kaki, kecepatan dan ketenangan. Beberapa area perlu perbaikan, ” dia menambahkan. Jonathan, Jonathan Christie, yang dikenal sebagai Jojo, akan menghadapi Luo Jianyao dari Singapura pada 28 Juli.
Sumber: Kompas