TOKYO-Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting akan melakoni debutnya di Olimpiade pada Minggu (25 Juli 2021).
Petenis peringkat lima dunia itu akan menghadapi Gegley Klaus dari Hungaria pada laga pertama Grup J Olimpiade Tokyo 2020. Perebutan medali emas tunggal putra berlangsung sengit.
Namun, masih ada harapan bagi Indonesia untuk meraih hasil maksimal pada angka tersebut. Sebelumnya, pebulu tangkis tunggal putra Indonesia lainnya Jonathan Christie mengalahkan Alam Mahmoud.
Sony Devi Quinkoro, peraih medali perunggu di Olimpiade Athena 2004, mengatakan bahwa baik Jonathan Christie maupun Anthony Sinisuka Ginting harus mengendalikan tekanan mereka.
Secara umum, dalam kompetisi skala besar, bulu tangkis takut kalah di satu sisi, dan ingin menang di sisi lain.
Ini wajar, tetapi kedua faktor ini harus diperiksa secara logis. Untuk menang, Anda membutuhkan permainan terbaik. “Jangan ke arah lain, karena ingin menang, tapi saat tekanan tinggi, takut kalah dan kehilangan mood untuk memainkan game terbaik,” kata Sony dalam keterangan pers yang diterima.
MPI, Sabtu (24 Juli 2021). Di babak penyisihan grup, menurut Sony yang berusia 37 tahun, Anthony menghadapi lawan dengan relatif mudah. Dia juga bertemu dengan Sergey Silante dari Rusia. Meski harus tetap waspada, setidaknya Anthony bisa meningkatkan mentalitas dan cara menghadapi situasi saat depresi.
Dalam permainan, Anthony mengandalkan kecepatan dan kekuatan, jadi dia suka menyerang. Tak ayal, juara China Open 2018 itu harus memperhatikan kondisi fisiknya, yang berkaitan dengan kekuatan dan daya tahan fisik. “Permainan harus diatur. Jangan terkecoh dengan permainan lawan.
Coba lakukan perubahan di titik-titik tertentu untuk mengatasi tekanan lawan dan diri sendiri,” kata Sony yang membantu Indonesia menjuarai Guangzhou Thomas Cup 2002 di China.
Adapun Jonathan, ia mengalahkan Mahmoud Alam 21-8, 21-18 di Grup G. Untuk Olympian Indonesia peringkat tujuh itu, Sony mengungkapkan perlunya untuk lebih meningkatkan permainan dan membuatnya lebih lengkap.
Jonathan memiliki modal untuk pergi. Dia telah bermain melawan pemain tingkat tinggi di dunia. “Coba dicermati, sejak tahun 1992, juara Olimpiade adalah atlet biasa yang telah memenangkan banyak event besar.
Diantaranya Taufik Hidayat, Lin Dan dan Chen Long,” kata Sony lagi. Tim Indonesia lainnya yang juga meraih juara ganda campuran adalah Praven Jordan/Dawa Oktavianti dari Grup C. Mereka mengalahkan Simon Wen Hengliang/Groni 20-22, 21-17, 21-13 Asia Somerville (Australia).
Ganda Putra Grup A, Kevin Sanjaya Sucamulia/Marcus Fernaldi Ribas Ben Ryan/Sean Wendy (Inggris) 21-15, 21-11. Grup D Hendra Setiawan/Mohamed Assan vs Jason Horsho/Nair Yakura (Kanada) 21-12, 21-11. Gracia Polly/Aprijani Rayahu, Cui Meiguan/Li Miyeon (Malaysia) 21-14, 21-17 di Grup A Ganda Putri.
Greysia/Apriani akan kembali bermain pada Senin (26/7/2021). Juara Asian Games Incheon 2014 akan direbut bersama Chloe Birch/Lauren Smith (Inggris).
Setelah itu, mereka siap menghadapi Yuki Fukushima/Ayaka Hirota (Jepang). “Setiap tim, masing-masing lawan, pasti sulit.
Kami akan fokus memberikan yang terbaik,” kata Gracia usai pertandingan. Soal kemajuan bulu tangkis Indonesia, Susie Susanti mengaku senang selama ini.
Peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 itu berharap Gregoria Mariska Tunjung akan menghadapi Thet Has Thuzar (Myanmar) pada Minggu (25 Juli 2021).
Pelatih PP PBSI sekaligus mantan Ketua Bidang Prestasi, Susi, berharap kiprah Gregoria juga semakin cepat. Namun, dia menyarankan agar Gregory memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
“Dia harus siap lelah, tetap fokus dan tidak menurunkan kewaspadaannya. Bermain dengan cara terbaik dan memberikan servis terbaik untuk Indonesia,” kata Susie.